Potensi Maggot Sebagai Bahan Pakan Ikan Alternatif

Alternatif pengganti tepung pakan ikan dengan ketersediaannya yang terus menerus adalah harapan dari pengusaha pakan ikan. Sementara harga pakan yang murah dan baik adalah harapan dari pembudidaya ikan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya produksi pakan, yang tentunya dengan tetap menjaga kualitas dari pakan. Alternatif pemecahan yang dapat diupayakan adalah dengan membuat pakan buatan melalui teknik sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku yang relatif murah. Tentu saja bahan baku yang digunakan harus memiliki kandungan nilai gizi yang baik yaitu yang mudah didapat ketika diperlukan, mudah diolah dan diproses, mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ikan, dan berharga murah. Sumber pakan yang tersedia di alam sebagai penyedia protein tinggi diantaranya adalah maggot yang berasal dari lalat BSF (Black Soldier Fly) yang mengandung protein hewani sebesar 40-50%. Tingginya nutrisi yang terkandung pada maggot, ketersediaannya yang melimpah, pemanfaatannya yang tidak bersaing dengan manusia serta media tumbuhnya yang mudah dibuat menunjukkan potensi yang baik sebagai alternatif kombinasi pakan ikan[1].



Gambar 1. Metamorfosis Lalat Black Soldier Fly

Maggot adalah organisme yang berasal dari telur lalat yaitu pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa. Limbah agroindustri dan perikanan dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh maggot. Ampas tahu, bungkil kelapa sawit, darah ayam, dan limbah ikan merupakan contoh dari limbah agroindustri dan perikanan yang dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh maggot. Pada umumnya darah ayam dan limbah ikan digunakan sebagai media tumbuh maggot, sedangkan penggunaan bungkil kelapa sawit dan ampas tahu di gunakan untuk meningkatkan nilai tambah nutrisi. Selain itu, penggunaan limbah merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kedua limbah tersebut. Budidaya Maggot sangat sederhana dan mudah dilakukan karena tidak memerlukan air, listrik, bahan kimia, dan infrastruktur yang rumit dan mahal. Labih lanjut, Maggot mempunyai kemampuan dalam mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya[2]. 

Maggot yang merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) memang sangat istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya karena mengandung nutrien yang lengkap dan kualitas yang baik sebagai pakan ikan. Maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan. Maggot umumnya memiliki kebiasaan mengonsumsi bahan-bahan organik sehingga disebut sebagai organisme pembusuk. Istimewanya, kebutuhan akan nutrisi yang cukup pada maggot hanya diperlukan saat reproduksi selama fase larva. kamudian, perkembangbiakan yang dilakukan oleh larva bersih dan tidak bau seperti perkembangbiakan larva lalat pada umunya namun harus berdekatan dengan sumber makanan yang cocok yaitu sampah. Larva sangat memerlukan banyak makanan untuk tumbuh menjadi pupa. 

Siklus reproduksi lalat BSF dimulai dari pemelihan tempat bertelur yang lokasinya tidak jauh dari sumber makanan. Pada beberapa budidaya lalat BSF yang sudah ada, daun pisang kering dijadikan sebagai media tempat penyimpanan telur. Peletakan telur dilakukan dua hari setelah lalat betina kawin dengan jantan. Telur tersebut membutuhkan waktu 3-4 hari untuk menetas menjadi larva. Dalam waktu 22 – 24 hari ke depannya, larva instar pertama akan berkembang sampai menjadi instar keenam[3]. 
 
Maggot BSF sebagai sumber protein pakan ikan belum banyak dibudidayakan secara luas sehingga dibutuhkan sebuah penelitian mendasar mengenai budidaya yang tepat berdasarkan media tumbuh yang digunakan. Pemilihan media perkembangan juga harus memperhatikan kandungan nutrisi yang dikandung karena akan berpengaruh langsung terhadap kandungan nutrient dalam tubuh serta bertanggung jawab pada kelangsungan hidup larva dan fase metamorfosis selanjutnya. Budidaya maggot dapat dilakukan dengan menggunakan media yang mengandung bahan organik yang berbasis limbah[4].

Referensi:

[1] Madusari, B. D., Sajuri, S., Wibowo, D. E., dan Irawati, M. 2019. Penggunaan Pakan Buatan Berbasis Maggot dan Lemna Minor Pada Pokdakan di Kota Pekalongan. Abdimas UNWAHAS 4(1) (Lihat)
[2] Haryati, E. S., & Pranata, A. 2011. Pengaruh Tingkat Substitusi Tepung Ikan Dengan Tepung Maggot Terhadap Retensi Dan Efisiensi Pemanfaatan Nutrisi Pada Tubuh Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskål). Universitas Hassanudin, Makassar. hlm, 1-14 (Lihat)
[3] Masir, U., Fausiah, A., & Sagita, S. 2020. Produksi Maggot Black Soldier Fly (BSF)(Hermetia illucens) pada Media Ampas Tahu dan Feses Ayam. AGROVITAL: Jurnal Ilmu Pertanian (2), 87-90 (Lihat)
[4] Nugrahani, I. L. 2017. Pengaruh Berbagai Media Terhadap Suhu Media dan Produksi Maggot. Digital Library UNILA (Lihat)