Kompos Limbah Sayur: Solusi Ketergantungan Petani Terhadap Pupuk Kimia

Pertanian dan pemupukan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pemupukan adalah salah satu kegiatan yang cukup penting dalam melakukan budidaya suatu tanaman. Pemupukan berfungsi untuk memperkaya atau memperbaiki kondisi tanah untuk meningkatkan perkembangan serta pertumbuhan tanaman.  Berdasarkan asalnya pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Mayoritas petani di Indonesia melakukan pemupukan menggunakan pupuk anorganik atau pupuk kimia. Aplikasi pupuk anorganik yang dinilai lebih efektif dan praktis membuat petani saat ini memilki ketergantungan terhadap pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik memang dapat meningkatkan produktivitas tanaman secara signifikan namun penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak lingkungan dan berakibat pada memburuknya kondisi tanah. Dampak yang ditimbukan adalah kondisi pH tanah yang cenderung asam, tanah yang cepat mengeras, berkurangnya biodiversitas pada tanah serta berkurangnya kualitas tanah dalam menyimpan air[1].

Mengingat dampak negatif yang ditumbulkan cukup besar maka diperlukan pengurangan penggunaan pupuk kimia di kalangan petani. Sudah saatnya penggunaan pupuk kimia dikurangi secara perlahan demi keberlanjutan lingkungan dan ekosistem.Pupuk organik merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Pupuk organik atau pupuk alami adalah pupuk yang terdiri dari bahan organik yang pada umumnya berasal dari tumbuhan atau hewan. Pupuk organik masih sangat jarang digunakan oleh para petani di Indonesia.Minimnya penyuluhan serta informasi mengenai pupuk organik menjadi alasan mengapa pupuk organik jarang digunakan oleh para petani. Padahal manfaat dari pupuk organik tidak kalah dengan pupuk anorganik. Pupuk organik mampu meningkatkan produktivitas tanaman secara berkelanjutan tanpa mencemari lingkungan atau ekosistem. Salah satu pupuk organik adalah pupuk kompos. 

Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pembuatan kompos dinilai cukup mudah dan dapat menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan. Bahan baku pupuk kompos pada umumnya berasal dari limbah kotoran hewan ternak seperti sapi atau kambing. Pupuk kompos juga dapat dibuat dengan limbah rumah tangga seperti sisa sayuran,buah, atau sisa makanan lainnya. salah satu cara pembuatan pupuk organik dapat menggunakan bahan baku limbah rumah tangga, larutan gula, sekam , dan bioaktivator EM4. Proses pengomposan dilakukan dengan mencampurkan limbah sayur yang telah dicacah, larutan gula, sekam, serta larutan EM4 sekitar 1 ml untuk setiap 1 kg limbah sayur atau buah. keempat bahan tersebut dicampurkan pada suatu wadah. selanjutnya wadah ditutup dan proses pengomposan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. 

Pupuk kompos yang berasal dari limbah rumah tangga atau limbah sayuran memiliki kandungan yang tidak kalah dengan pupuk kimia. Kandungan limbah organik pada kompos mampu meningkatkan sifat biologis tanah seperti peningkatan aktifitas mikroorganisme, mampu meningkatkan sifat fisik tanah seperti memperbaiki aerasi tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air, serta dapat meningkatkan sifat kimia tanah seperti peningkatan kapasitas tukar kation[2]. Selain dapat meningkatkan kesuburan tanah pupuk kompos ini dapat meminimalisir jumlah sampah rumah tangga. Manfaat yang cukup besar bagi tanaman, bahan yang mudah didapat, dan proses yang mudah menjadi alasan mengapa pupuk kompos dari limbah sayuran layak untuk dicoba para petani. Penggunaan pupuk kompos dari limbah sayuran diharapkan dapat mengurangi tingkat ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

Referensi :

[1] Nurfitriana, A. 2013. Karakteristik dan Uji Potensi Bionutrien PBAG yang Diaplikasikan pada Tanaman Padi (Oryza sativa). Skripsi Jurusan Kiimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. (Lihat)

[2] Thoyib, N., Ahmad, R.N., dan Elma, M. 2016. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Sampah Organik Rumah Tangga dengan Penambahan Bioaktivator Em4. Jurnal Konversi Vol 5(2): 5-12 (Lihat)