Bagaimana Proses Produksi Sperma di Dalam Tubuh?


Semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara normal diejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina saat kopulasi. Semen terdiri atas sel spermatozoa dan cairan (plasma) semen. Sel spermatozoa dibuat di dalam testis dan produksi spermatozoa memerlukan suhu 3 sampai 5 derajatCelsius di bawah temperatur tubuh. Seminal plasma adalah suatu komponen essensial yang berfungsi sebagai pembawa dan pelindung spermatozoa dan merupakan suatu cairan yang dihasilkan oleh kelenjar prostat, vesicular dan kelenjar bulbouretralis yang disekresikan ke dalam uretra. Seminal plasma terdiri atas senyawa organik dan anorganik yakni ion metal, asam organik, glukosa, lipid dan asam amino, sedangkan senyawa dengan berat molekul tinggi ditemukan dalam bentuk protein[1]. Pembekuan (kriopreservasi) sperma telah menjadi alat atau metode yang sangat berharga untuk melestarikan sumber daya genetik spesies-spesies hewan yang terancam punah atau pejantan yang memiliki tingkat perkembangbiakan yang unggul. Pembekuan ini menawarkan banyak keuntungan bagi industri peternakan, terutama dalam kaitanya dalam menyebarkan materi genetik melalui inseminasi buatan (IB)[2].

Tapi tahukah anda bagaiamana perjalanan proses produksi sperma sampai sperma dikeluarkan?

1. Testis
Gambar 1. Testis
Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis. Spermatogenesis dimulai dari bagian tubulus seminiferi yang terletak di dalam testis (buah zakar). Testis sendiri tersusun atas 90% tubulus seminiferi sedangkan 10% lainnya yaitu sel interestrial dan jaringan ikat[3]. Di tubulus seminiferi ini bakal sperma akan mengalami perkembangan dari spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, sampai akhirnya menjadi spermatozoa. Spermatozoa ini akan disalurkan melalui rete testis dan duktul eferen menuju ke bagian epididimis. Proses perpindahan spermatozoa ke epididimis ini dilakukan dibawah sadar.

2. Epididimis
Gambar 2. Bagian Testis dan Epididimis
Bagian epididimis terbagi atas kepala (caput) epididimis, badan (corpus) epididimis, dan ekor (caput) epididimis. Epididimis merupakan tempat transit pertama spermatozoa setelah keluar dari testis. Mekanisme perpindahan sperma pada transit pertama ini terjadi diluar kesadaran. Spermatozoa yang berada di epididimis akan memasuki tahap penampungan dan pematangan. Kemudian sperma akan disalurkan dari ekor epididimis menuju duktus deferens. 
Gambar 3. Menampakan Melintang Testis dan Epididimis

Mekanisme perpindahan sperma dari ekor epididimis menuju duktus deferens dimulai dari adanya rangsangan yang diterima oleh tubuh. Rangsangan tersebut akan diteruskan menuju otak (tepatnya bagian hipotalamus) yang kemudian akan mensintesis hormon Gonadotriphin Releasing Hormon (GnRH) dan Oksitosin dan dikeluarkan oleh bagian neurohipofise ke ekor epididimis. Hormon ini lah yang akan menggerakkan otot di sekitar ekor epididimis sehingga sperma dapat berpindah ke bagian ampula duktus deferens. Bada bagian inilah terjadi transit sperma yang kedua. Transit kedua ini terjadi dalam keadaan sadar karena tubuh menerima rangsangan dari luar.

3. Duktus Deferen
Duktus deferens merupakan saluran kelamin lanjutan setelah epididimis, dengan posisi diatas epididimis. Duktus deferens terdiri dari dua saluran besar yaitu ampula dan uretra. Posisi ampula duktus deferens berbatasan langsung dengan epididimis di bagian bawah dan kelenjar aksesoris di bagaian atas. Bagian ampula duktus deferens merupakan tempat transit spermatozoa kedua setelah epididimis. Bagian ini terdiri dari dua saluran kiri dan kanan sesuai dengan posisi testis dan berlanjut sampai di uretra pada bagain atas. Secara anatomis kedua saluran tersebut berada di rongga perut yang berhubungan dengan saluran urin[4].

4. Kelenjar aksesoris
Gambar 4. Anatomi Organ Reproduksi Sapi
Kelenjar aksesoris pada organ kelamin jantan terdiri dari kelenjar prostat, kelenjar vesicular seminalis, dan kelenjar bulbouretralis yang menghasilkan seminal plasma. Seminal plasma adalah suatu komponen esensial yang berfungsi sebagai pembawa, pelindung, dan nutrisi bagi spermatozoa. Seminal plasma biasanya berisi asam nitrat kadar tinggi, ergotionine, fruktosa, glyserphosphorylcholine, dan sorbitol. Pada sapi dan domba, seminal plasma dibutuhkan oleh spermatozoa saat spermatozoa dikeluarkan (ejakulasi) dan disimpan dalam vagina. 

Pada kelenjar ini terjadi pencampuran antara seminal plasma dengan spermatozoa yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus di testis tadi. Campuran antara seminal plasma dan spermatozoa inilah yang disebut semen atau cairan yang dikeluarkan saat terjadi ejakulasi pada jantan. Proporsi seminal plasma dan spermatozoa dalam semen yaitu 90%:10%.

Nah sekarang sudah tahu kan bagaimana proses produksi spermatozoa dalam tubuh sampai dikeluarkan dalam bentuk semen.

Referensi:

[1] Hafez B. 2000. Reproduction in Farm Animals 7th Edition. Blackwell Publishing, USA
[2] Pamungkas, FA., Setiadi, MA., dan Karja, NWK. 2012. Characteristics and in Vitro Fertilization Ability of Ram Spermatozoa: Comparison of Epididymal and Ejaculated Spermatozoa. Media Peternakan 38-44 (Lihat)
[3] Susilawati, T. 2017. Spermatologi. UB Press: Malang
[4] Herwintono. 2012. Ilmu Reproduksi Ternak. UMM Press: Malang