Peternakan merupakan salah satu penyumbang pakan terbesar setelah pertanian. Peternakan juga dapat dikatakan sebagai suatu bisnis yang berkembang dengan sangat pesat serta memiliki permintaan yang cukup tinggi utamanya yaitu beternak unggas seperti ayam broiler. Peternakan unggas meliputi semua proses pemeliharaan unggas untuk keperluan pangan yaitu ayam pedaging. Produksi ayam di seluruh dunia telah mengalami peningkatan besar-besaran selama 50 tahun terakhir untuk memenuhi permintaan konsumen di seluruh dunia saat ini. Faktanya di Amerika Serikat, UE, dan sebagian Negara besar lainnya didominasi oleh konsumsi daging unggas[1]. Oleh karena itu dalam memenuhi konsumsi daging tersebut, para peternak melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas ternak mereka. Cara yang mereka lakukan sangat beragam mulai dari cara tradisional hingga modern. Tidak terkecuali para peternak ayam di seluruh belahan dunia.
Salah
satu cara meningkatkan produktivitas ayam adalah pembuatan kandang ayam.
Kandang ayam memiliki berbagai jenis yang berbeda-beda, pembuatan kandang ayam
disesuaikan berdasarkan jenis ayam dan umur ayam. Kandang merupakan tempat
ternak melakukan segala aktivitas seperti makan, minum, dan bereproduksi. Pembuatan
kandang juga digunakan untuk melindungi ternak dari panas matahari, hujan, dan
gangguan hewan lainnya agar dapat berproduksi secara optimal. Secara umum ada
dua sistem kandang yang digunakan dalam peternakan ayam yaitu sistem kandang
terbuka dan sistem kandang tertutup. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
sistem kandang terbuka dan kandang tertutup, pada kandang terbuka unsur mikro
dalam kandang tergantung pada kondisi alam di sekitar lingkungan kandang,
sedangkan pada kandang tertutup di mana iklim mikro dalam kandang dapat diatur
sesuai kebutuhan. Pada sistem kandang tertutup suhu, temperature, dan kondisi angin
akan lebih mudah terkontrol dibandingkan dengan sistem kandang terbuka. Bagi
peternak dengan sistem intensif, kandang merupakan salah satu penentu
keberhasilan ternak[2].
Pembangunan
kandang umumnya dibangun di luar rumah peternak dari jarak yang dekat hingga
jarak yang jauh. Jika jarak dekat dengan rumah tentu saja lebih mudah dalam
operasioanl peternakan akan tetapi apabia jaraknya jauh tentunya akan lebih
menyita waktu dan biaya tambahan untuk operasional kandang. Padahal
pengendalian suhu dan kelembaban dalam kandang ayam yang tertutup sangat penting
dilakukan untuk ayam broiler, supaya ayam dapat memiliki suhu dan kelembaban
yang dibutuhkan. Untuk meminimalisir waktu dan biaya operasional, peternak
membutuhkan sebuah kontrol kendali untuk mengatur suhu ruang dalam kandang yang
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja tanpa harus pergi ke kandang. Kemajuan
teknologi pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Berbagai perusahaan
teknologi semakin banyak mengembangkan suatu sistem yang dapat membantu
pekerjaan bahkan kegiatan manusia sehari-hari. Dalam teknologi elektronika dan komputer, salah satunya yaitu mikrokontroler. Perangkat mikrokontroler sudah
dapat kita rasakan kemajuannya di mana kita dapat mengendalikan sistem
elektronika yang terhubung dengan perangkat ini. Kemajuan teknologi tersebut
adalah teknologi yang berbasis Internet of Things (IoT)[1].
Internet of Things itu Apa sih?
Internet of
Things (IoT) merupakan suatu sistem yang dapat berkomunikasi antara satu sama
lain melalui jaringan internet. Teknologi ini memberikan kemudahan dalam
mengendalikan perangkat teknologi di manapun dan kapanpun asalkan terhubung
dengan koneksi internet[1]. Sudah banyak teknologi yang berbasis IoT ini
dibuat oleh beberapa peneliti untuk mempermudah peternak dalam mengontrol
kandang dengan otomatis. Di antara teknologi yang berbasis IoT ini adalah dengan
menggunakan Raspberry pi. Raspberry pi merupakan komputer mini berukuran saku,
meskipun ukurannya yang mini dan memiliki daya rendah namun performanya sudah
seperti komputer PC. Alat ini dapat digunakan dalam kandang DOC, dengan
memanfaatkan sensor suhu dapat diketahui suhu kandang DOC saat itu, dengan
demikian peternak dapat mengendalikan suhu sesuai kebutuhan ternak dengan
menggunakan alat tersebut yang terhubung dengan jaringan internet[3].
Gambar 1. Ilustrasis Sistem IoT di Kandang Ayam Pedaging
Peneliti lain yang
mengembangkan sebuah sistem monitoring dan pengontrolan jarak jauh yang
tentunya juga menggunakan jaringan internet dan berbasis mikrokontroler yaitu
dengan penggunaan sensor DHT11, sensor ini dapat mendeteksi suhu kelembaban
lingkungan di daerah kandang dan di inderainya. Dengan sistem monitoring, suhu
dan kelembaban dapat dipantau melalui LCD dan smartphone yang tersedia dalam sistem ini.
Terdapat dua mode dalam pengontrolan suhu ini yaitu mode otomatis dan mode
manual. Pengontrolan suhu pada mode otomatis akan bekerja sesuai pengaturan
yang sudah ditentukan berdasarkan periode umur ayam dari DOC hingga panen pada umur
sekitar 35 hari. Apabila suhu terlalu panas maka kipas pendingin akan menyala
dan sebaliknya jika suhu dingin maka kipas pemanas akan menyala.
Selain penggunaan Raspberry pi dan sensor DHT11, juga terdapat sebuah aplikasi Blynk, aplikasi tersebut didesain untuk mempermudah peternak dalam mengontrol suhu, kelembaban, dan gas amonia yang ada di kandang hanya dengan menggunakan smartphone. Saat suhu naik di atas 32 C kipas bekerja, saat suhu di bawah 25 C lampu akan menyala, kemudian apabila gas amonia sama dengan atau di atas 25 PPM, aplikasi Blynk akan mengirim sebuah notifikasi "Dangerous Ammonia Gas" dengan ditandai dengan alarm dan kipas bekerja, kemudian apabila jarak pakan 13 cm maka tempat pakan akan berputar 13 dan otomatis pakan ayam akan terisi. Penggunaan sensor Nodemcu ESP866 mengirimkan informasi hasil pembacaan suhu, kelembaban, gas amonia, dan jarak pakan yang kemudian akan ditampilkan pada smartphone android menggunakan aplikasi Blynk. Penggunaan aplikasi ini dapat digunakan oleh peternak selama terhubung dengan jaringan internet[4].
Selain pengontrolan suhu, kelembaban, serta gas amonia pada kandang ayam, pemberian pakan ayam juga dapat dilakukan secara otomatis menggunakan smartphone. Sistem ini menggunakan sensor RTC (Real Time Clock) di mana sistem pemberian pakan ini memiliki dua buah penampung pakan dengan jenis pakan yang berbeda yang disesuaikan dengan usia ayam broiler yaitu fase starter dan fase finisher. Jumlah pakan ayam yang dikeluarkan akan diatur berdasarkan data jumlah ayam yang diinputkan dan disesuaikan dengan jumlah standar pemberian ayam per ekor ayam sesuai usia ayam. Sistem ini berfungsi untuk memberikan pakan dengan jadwal dan jumlah pakan secara otomatis.
Data usia dan jumlah ayam akan disimpan oleh mikrokontroler. Ketika waktu pemberian pakan tiba, mikrokontroler akan mengendalikan motor servo untuk membukakan katup pada penampung pakan dengan jenis pakan sesuai dengan usia ayam selama waktu tertentu. Kemudian motor DC akan berputar untuk mendistribusikan pakan ayam. Apabila pemberian pakan telah berhasil, maka mikrokontroler melalui modul wifi dan server akan memberitahukan ke aplikasi ponsel pintar bahwa pemberian pakan telah berhasil dilakukan, selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan dua buah sensor ultrasonik yang berfungsi untuk mendeteksi ketersediaan pakan, apabila pakan mencapai batas tertentu maka mikrokontroler akan memproses dan mengirimkan data ke aplikasi ponsel pintar bahwa pakan habis[5].
Diantara pengembangan-pengembangan teknologi di atas diharapkan peternak dapat terbantu dalam pemeliharaan ayam broiler, dengan demikian kebutuhan produksi ayam dapat terpenuhi dengan optimal tanpa mengurangi kualitasnya.
Referensi:
[1] Marsiwilaga, A.A, Tubagus, A.J, Agus, S.,dan Sopian, S. 2019. Sistem Monitoring Peternakan Ayam Broiler Berbasis Internet of Things. TELEKONTRAN. 7(1):1-13 (Lihat)
[2] Susanti, E.D, Muhfid, D., dan Dyah, W.A. 2016. Perbandingan Produktivitas Ayam Broiler terhadap Sistem Kandang Terbuka (open house) dan Kandang Tertutup (closed house) di UD Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ternak. 7(1):1-7 (Lihat)
[3] Saputra, R.R.(2018). Perancangan Internet of Things Smart Farm untuk Pengaturan Suhu pada Day Old Chicken (DOC) (Thesis, Universitas Muhammadiyah Diponegoro). Diambil dari Repository Universitas Muhammadiyah Ponorogo Pada Sabtu, 19 September 2020 (Lihat)
[4] Syahrorini, S, Ahmad, R, Dwi, H.R.S, and Akhmad, F. 2020. Design Smart Chicken Cage Based On Internet of Things. Eart and Enviromental Science (519):1-7 (Lihat)
[5] Syafitri, R, Dodi, B.M, dan Yana, S. 2018. Sistem Pemberi Pakan Ayam Broiler Otomatis Berbasis Internet of Things. Industrial Research Workshop and National Seminar. 9: 52-56 (Lihat)